
Perskomnas.com
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Terkait dengan viralnya Video Seorang yang mengaku sebagai Raden Wijaya di Grup WA dan Media Sosial dengan menyatakan permintaan maaf kepada pihak-pihak tertentu ternyata menimbulkan kasus baru yang perlu mendapat perhatian khusus dari pihak Aparat Penegak Hukum (APH) Polda Kalbar bersama jajarannya Polres Kapuas Hulu dan Polsek Suhaid.Seorang warga kecamatan Suhaid, kabupaten Kapuas Hulu bernama Syahbani, SH. mengungkapkan kepada media bahwa dirinya yang ada di video yang viral tersebut terpaksa mengakui dirinya sebagai Raden Wijaya Karena ada paksaan dari pihak-pihak yang ingin mencelakakan dirinya. Ungkapan ini disampaikan oleh SYAHBANI, SH. pada Rabu, 24/7/2024, melalui chat WA.
“Siang pak, saya Syahbani
yang kemaren dituduh sebagai Raden Wijaya, saya mau klarifikasi dan banyak yang di sampaikan,” kata Syahbani, SH. memulai ungkapannya.
“Jadi begini Pak, saya kemaren disuruh Kapolsek kesana buat klarifikasi masalah Raden Wijaya, oleh karena desakan massa dan arahan Kapolsek, kami ber-4 disuruh mengakui masuk ke dalam group Raden Wijaya,” kata Syahbani.
“Kami ber-4 tidak tau sama sekali siapa Raden Wijaya itu, kami memang ada tergabung di dalam group Peduli Suhaid Bumi Arwana, itu bukan group atau kelompok Raden Wijaya,” lanjutnya.
“Dan kami ber-4 pun mengakui bahwa kami memang benar tergabung di group tersebut tapi bukan group Raden Wijaya dan kami pun bukan antik-antiknya,
padahal itu group memang di buat sebagai informasi dan komunikasi kami beberapa masyarakat yang peduli terhadap lingkungan di Suhaid,” jelas Syahbani.
“Dan ada FB bernama Raden Wijaya juga berbicara masalah kegiatan PETI yang ada di batang suhaid, kami ber-4 pun terkejut dan tertekan digiring ke opini bahwa kami 4 inilah entik- entik Raden Wijaya,” kata Syahbani.
“Dan yang menyebutkan nama-nama tokoh yang terlibat pun kami tak tau siapa orang yang telah memberikan informasi tersebut ke youtube tersebut,
Ini Pak, laporan saya,” tutur Syahbani.
“Kami yang kontra PETI di paksa mengakui bahwa kami bagian dari Raden Wijaya itu dan harus meminta maaf kepada pekerja PETI yang telah merusak lingkungan dan membuat air Sungai Batang Suhaid keruh,” ungkap Syahbani.
“Jadi begitulah sampai kami digiring untuk mengakui bahwa kami bagian Raden Wijaya, padahal kami ber-4 satu pun tidak tau siapa itu Raden Wijaya,” kata Syahbani.
Syahbani memberikan tambahan dari penjelasanya kepada media.
“Ada tambahan Pak, bahwa saya sudah beberapa kali dituding sebagai Raden Wijaya, bahkan saya dan istri saya sempat mendapatkan ancaman dari pihak yang pro PETI, saat ini istri saya juga ikut dituding sebagai Raden Wijaya, tolong saya Pak, tolong juga teman saya,
kami semua tidak mengetahui siapa itu Raden Wijaya,
kami hanya masyarakat yang peduli terhadap lingkungan,” ungkap Syahbani.
Saat ditanya oleh media apa yang diharapkannya dari pihak kepolisian, Syahbani menjawab dirinya meminta perlindungan hukum. dari APH Kepolisian.
“Saya mau perlindungan dari pihak Kepolisian dari bersihkan nama saya dan teman-teman saya, karena ini fitnah yang tidak ada bukti kebenarannya dan ditegaskan bahwa diri saya bukan Raden Wijaya, apapun yang Raden Wijaya beritakan tidak ada sangkut pautnya dengan saya, karena malamnya menurut info masyarakat di sana banyak masa yang pro mendatangi rumah kami yang masuk kedalam group Peduli Suhaid Bumi Arwana, kisaran ratusan orang, karena mereka menyangka kami ini orang Raden Wijaya, padahal mereka tau beberapa menit kami sudah melakukan komunikasi dengan Kapolsek, Danramil, Camat, serta yang lainnya, Raden Wijaya membuat status baru, sementara Hp kami sudah di kumpul saat itu, berarti disini jelas adanya kejanggalan,” kata Syahbani menutup komunikasinya kepada media.
Media berusaha melakukan konfirmasi kepada pihak Polsek Suhaid namun sampai berita ini terbit belum dapat terhubung.
Media selalu siap melayani Hak Jawab dari pihak terkait atas berita yang diterbitkan oleh media ini.
Timred
PT. MEDIA KOMNAS NEWS
Pimred,
Edy Rahman, S.Sos.
Nomor WA
0821 4971 1514